Beberapa waktu yang lalu, saya kembali menerima “surat cinta” dari PLN. Isinya, pemberitahuan pemadaman bergilir untuk bulan Agustus ini. Ini kali kedua jadwal giliran mati lampu ini saya terima, setelah yang pertama saya terima bulan Juni lalu.
Mungkin ini imbas dari saya yang dulu pernah ngedumel ke PLN karena sering kali tiba-tiba tanpa pemberitahuan, listrik di tempat saya padam. Pemberitahuan ini saya pikir sebagai langkah yang patut diapresiasi sebagai langkah yang “beradab” dari PLN, dibanding sebelumnya yang mengandalkan pemberitahuan lewat media radio.
Ini yang membuat informasi itu tidak akan pernah saya ketahui, karena selain tak jelas kapan pengumumannya atau di radio apa diumumkannya, saya juga tak memiliki radio. Dengar radio terakhir kapan saya juga lupa!
Kenapa PLN sampai mengambil langkah pemadaman bergilir yang diindikasikan akan terus berlangsung hingga setahun ke depan? Ternyata, minimnya psokan bahan bakar pembangkit listrik dan mulai bermasalahnya beberapa pembangkit yang sudah uzur adalah pangkal dari “bencana paceklik listrik” ini.
Dan PLN belum (tidak) bisa mengambil alternatif lain, selalin menghimbau agar konsumen mulai berhemat listrik. Turunannya, ya terjadilah pemadaman bergilir hingga memaksa kalangan usaha dan industri untuk mengalihkan jam kerja pada saat beban puncak ke hari Sabtu dan Minggu.